BKSAP Perkuat Peran Diplomasi Parlemen Selama Pandemi
Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon dalam kegiatan BKSAP Day di Kota Padang Panjang, Provinsi Sumatera Barat, Sabtu (28/11/2020). Foto : Singgih/Man
Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon menyampaikan bahwa selama pandemi Covid-19, DPR RI telah memaksimalkan peran diplomasi parlemen melalui pertemuan dan konferensi-konferensi secara virtual. Selain itu, tema-tema yang diusung juga sesuai dengan kebutuhan Indonesia.
“Tema-tema yang kita usung seperti tentang penanganan Covid-19, tentang alat pelindung diri (APD), tentang vaksin dan lainnya. Itu beberapa yang kita usung saat pertemuan dan konferensi yang kita hadiri selama pandemi ini,” ungkap Fadli Zon usai kegiatan BKSAP Day di Kota Padang Panjang, Provinsi Sumatera Barat, Sabtu (28/11/2020).
Lebih lanjut, Fadli sampaikan, hasil dari peran diplomasi parlemen inilah yang akan disampaikan ke pemerintah dengan memberikan pertimbangan-pertimbangan apa saja yang telah dilakukan oleh negara-negara lain terkait dengan vaksin maupun terkait penanganan pandemi Covid-19.
“Kita juga memantau perkembangan penanganan Covid-19, vaksin di negara-negara lain melalui parlemennya maupun organisasi-organisasi internasional lainnya. Informasi-informasi yang kita dapat inilah yang nantinya disampaikan ke pemerintah sebagai pertimbangan-pertimbangan,” ungkapnya.
Fadli juga jelaskan dalam situasi pandemi seperti saat ini, kerja-kerja diplomasi parlemen tak pernah berhenti. Tentu saja dalam sisi interaksi dekat, personal dan lobi-lobi intensif hal tersebut akan relatif mengalami pengurangan, tetapi dari sisi pendalaman isu internasional dan aktivitas diplomasi, BKSAP terus aktif melaksanakan kegiatan meski dilakukan virtual.
“Segala aktivitas diplomasi parlemen secara virtual guna menopang upaya pendalaman isu, pengkajian dan penyiapan rekomendasi mengenai prospek kerja sama antar parlemen ke depan, khususnya nanti pada masa pasca-pandemi,” tutupnya.
Untuk itu, peran parlemen dalam mendukung upaya diplomasi menjadi sebuah keniscayaan. Ini tak lepas dari meningkatnya frekuensi saling ketergantungan masing-masing negara dengan negara lainnya. "Parlemen yang memiliki gaya serta fleksibilitas sendiri, menjadi penguat diplomasi dapat dilakukan dalam kerangka-kerangka lain di luar hal yang formal,” ujarnya. (skr/es)