Komisi IV Apresiasi Layanan Pengelolaan Sampah ‘Waste 4 Change’ Kota Bekasi
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi pada sesi foto bersama usai memimpin Kunjungan Kerja Spesifik ke Layanan Pengelolaan Sampah ‘Waste 4 Change’ di Mustika Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat. Foto: Ridwan/nvl
Komisi IV DPR RI melaksanakan Kunjungan Kerja Spesifik ke Layanan Pengelolaan Sampah ‘Waste 4 Change’ di Mustika Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat. Dalam kunjungan tersebut, Komisi IV DPR RI mengapresiasi langkah yang dilakukan perusahaan kewirausahaan sosial (social enterprise) tersebut dalam mengolah sampah yang berdasarkan teknologi menuju penerapan Ekonomi Melingkar (circular economy) dan Indonesia Bebas Sampah.
“Ini langkah bagus saya kira. Kalau negara mau, negara bisa kerja sama dengan perusahaan seperti ini agar ada efisiensi pembiayaan. Jadi, tidak lagi sampah yang ada di tiap kabupaten/kota itu menumpuk. Sampai di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) itu sudah kecil jumlahnya. Cuma yang belum bisa diolah di sini adalah sampah popok dan pembalut wanita. Nah, pemerintah harus pikirkan bagaimana caranya,” ujar Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi (F-Golkar) usai memimpin kunjungan, Jumat (26/8/2022).
Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi IV DPR RI Endro Hermono menilai inisiatif pengelolaan sampah seperti ini dapat ditularkan ke daerah lain. Sebab, tidak hanya bisa menghasilkan nilai ekonomi yang besar, tetapi juga dapat mengedukasi masyarakat dalam mengelola sampah di level hulu, khususnya sampah rumah tangga.
“Saya setuju Waste 4 Change kita undang nanti ke Komisi IV DPR RI. Kita kembangkan ke seluruh Indonesia. Ini sangat bermanfaat terutama untuk menciptakan lapangan pekerjaan, sisi lainnya ada nilai tambah bagi mereka semuanya,” ujar politisi Partai Gerindra itu.
Di sisi lain, Endro mengaku respek dengan langkah founder Waste 4 Change Muhammad Bijaksana Junerosano. Sebab, sosok anak muda tersebut, dinilainya penuh kreasi dan inovasi untuk pemberdayaan masyarakat. Sehingga, Endro menekankan pemerintah daerah harus lebih ramah dalam membuat regulasi, sehingga ekosistem usaha berbasis lingkungan seperti ini dapat lebih menjanjikan bagi anak-anak muda di masa depan.
“Dari standar kesehatan yang ada di Rumah Pemulihan Material sudah bagus, tetapi perlu ditingkatkan. Biasanya kalau ada sampah ada lalat, tetapi ini tidak ada. Karena ternyata begitu datang sampah, sore harus abis agar tidak ada tumpukan lagi,” jelas Endro.
Diketahui, Waste 4 Change merupakan perusahaan start up yang dibangun sejak 2014 dengan bermodalkan investor dari luar negeri sebesar Rp2,2 miliar. Perusahaan tersebut kini telah merekrut kurang lebih 200 orang pekerja, mulai dari anak-anak muda hingga para ibu yang ingin mendapatkan tambahan penghasilan. (rdn/sf)